Populasi setiap organisme pada ekosistem tidak pernah sama dari waktu ke waktu lainnya, tetapi naik turun yang berkisar sekitar suatu garis asimtot yang dinamakan aras keseimbangan populasi. Menurut Alle et al. (1955) dalam Kasumbogo (2001), pertumbuhan
populasi organisme terbagi menjadi 5 tingkat, yaitu: Tingkat I yang merupakan
periode peningkatan populasi yang tumbuh secara sigmoid.
Periode ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pembentukan populasi (A), dan tahap pertumbuhan cepat secara eksponensional (B), serta tahap menuju ke keseimbangan (C). Tingkat II merupakan pencapaian aras atau letak keseimbangan yang merupakan garis asimtot dari kurva sigmoid. Pada tahap ini populasi telah mencapai stabilitas numerik. Setelah tingkat II tercapai kemudian populasi bergejolak sekitar aras keseimbangan yaitu pada tingkat III. Tingkat III merupakan tahap oksilasi dan fluktuasi populasi. Oksilasi populasi adalah penyimpangan populasi sekitar aras keseimbangan secara simetris (A), sedangkan fluktuasi populasi merupakan penyimpangan populasi yang tidak simetris. Tingkat III berjalan dalam waktu cukup lama tergantung pada berfungsinya mekanisme umpan balik negatif yang bekerja pada populasi organisme tersebut. Apabila mekanisme ini oleh sebab-sebab tertentu menjadi tidak berfungsi lagi, terjadi tingkat IV yang merupakan periode penurunan populasi atau periode pertumbuhan negatif. Kalau periode ini terus berlanjut kemudian akan terjadi tingkat terakhir pertumbuhan populasi yaitu tingkat V yang merupakan periode kepunahan populasi. Kelima tingkat perkumpulan populasi organisme tersebut dapat kita lihat pada perkembangan populasi hama pada tanaman semusim. Tingkat IA, IB, IC terjadi pada masa tanam sampai masa pertumbuhan tanaman vegetatif muda. Tigkat II (menuju ke garis keseimbangan) dan tingkat III (fluktuasi dan oskilasi populasi) terjadi pada periode tumbuh tanaman vegetatif tua dan generatif. Sedangkan tingkat IV (penurunan) dan tingkat V (kepunahan) terjadi sewaktu tanaman dipanen. Untuk menghitung berapa besarnya pertumbuhan populasi dapat digunakan rumus sederhana sebagai berikut:
Periode ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pembentukan populasi (A), dan tahap pertumbuhan cepat secara eksponensional (B), serta tahap menuju ke keseimbangan (C). Tingkat II merupakan pencapaian aras atau letak keseimbangan yang merupakan garis asimtot dari kurva sigmoid. Pada tahap ini populasi telah mencapai stabilitas numerik. Setelah tingkat II tercapai kemudian populasi bergejolak sekitar aras keseimbangan yaitu pada tingkat III. Tingkat III merupakan tahap oksilasi dan fluktuasi populasi. Oksilasi populasi adalah penyimpangan populasi sekitar aras keseimbangan secara simetris (A), sedangkan fluktuasi populasi merupakan penyimpangan populasi yang tidak simetris. Tingkat III berjalan dalam waktu cukup lama tergantung pada berfungsinya mekanisme umpan balik negatif yang bekerja pada populasi organisme tersebut. Apabila mekanisme ini oleh sebab-sebab tertentu menjadi tidak berfungsi lagi, terjadi tingkat IV yang merupakan periode penurunan populasi atau periode pertumbuhan negatif. Kalau periode ini terus berlanjut kemudian akan terjadi tingkat terakhir pertumbuhan populasi yaitu tingkat V yang merupakan periode kepunahan populasi. Kelima tingkat perkumpulan populasi organisme tersebut dapat kita lihat pada perkembangan populasi hama pada tanaman semusim. Tingkat IA, IB, IC terjadi pada masa tanam sampai masa pertumbuhan tanaman vegetatif muda. Tigkat II (menuju ke garis keseimbangan) dan tingkat III (fluktuasi dan oskilasi populasi) terjadi pada periode tumbuh tanaman vegetatif tua dan generatif. Sedangkan tingkat IV (penurunan) dan tingkat V (kepunahan) terjadi sewaktu tanaman dipanen. Untuk menghitung berapa besarnya pertumbuhan populasi dapat digunakan rumus sederhana sebagai berikut:
P2 = P1
+ N – M ± D
P2 = populasi akhir
P1 = populasi awal
N = natalitas (laju kelahiran)
M = mortalitas (laju kematian)
D = dispersal (penyebaran) yang meliputi
penyebaran keluar/emigrasi (–) dan penyebaran masuk/imigrasi (+)
Apabila P2
lebih besar daripada P1 maka akan terjadi pertumbuhan positif, dan
sebaliknya apabila P2 lebih kecil terjadi pertumbuhan negatif.
Pertumbuhan populasi positif terjadi apabila laju kelahiran dan laju imigrai
lebih besar daripada laju kematian dan laju emigrasi, dan sebaliknya, pertumbuhan
negatif terjadi apabila jumlah laju kelahiran dan laju imigrasi lebih kecil
daripada laju kematian dan laju emigrasi. Dengan rumus tersebut kita dapat
mengetahui bahwa untuk dapat mengurangi populasi hama kita harus meningkatkan
laju kematian dan/atau meningkatkan laju emigrasi, dan/atau mengurangi laju
kelahiran dan/atau mengurangi laju imigrasi malalui berbagai upaya pengelolaan
hama.
jadwal sabung ayam terpercaya indonesia
informasi pertandingan sabung ayam filipina setiap hari
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita